Selasa, 21 Juni 2011

Tak Gentar meski Bersimbah Darah

Artikel menarik alamat beberapa isu kunci tentang
. Pembacaan yang cermat bahan ini bisa membuat perbedaan besar dalam bagaimana Anda berpikir tentang
.
Oleh Runik Sri Astuti

KOMPAS.com - Seandainya pemimpin di negara ini bersedia menjenguk Suharno (50) yang terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedono, Kota Madiun, Jawa Timur, mungkin orang-orang yang tersangkut perkara besar, seperti Nazaruddin dan Nunun Nurbaeti tak akan dibiarkan bebas melenggang ke luar negeri seperti saat ini. 

Suharno masih dirawat di ruang high care RSUD dr Soedono. Meski kesadarannya telah pulih, ia belum dapat berkomunikasi secara maksimal. Hanya keluarga inti dan mereka yang berkepentingan yang diizinkan menemuinya.

Bahkan, wartawan pun belum diperbolehkan berbincang dengannya. Padahal, dalam kesehariannya, Suharno yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Madiun ini tak pernah jauh dari wartawan.

Dokter Cahyo Winantyo SpB dari RSUD dr Soedono, Kamis (16/6), mengatakan, Suharno menderita tiga luka tusuk yang mengenai organ vitalnya, yakni leher, iga kanan, dan perut. Korban sempat mengeluarkan darah hingga 2 liter dari bagian perutnya yang robek.

Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Dan topik
tidak terkecuali. Jauhkan membaca untuk mendapatkan berita lebih segar tentang
.

Tim dokter telah mengoperasi luka Suharno. Saat ini kondisi warga Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, ini berangsur pulih meski masih mendapatkan perawatan intensif. Setidaknya, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Banjarsari Wetan itu sudah bisa minum air mineral.

Suharno dibawa ke rumah sakit karena luka parah setelah ditusuk oleh tamunya di rumahnya, 12 Juni lalu sekitar pukul 20.00. Wahyu Dwi Handayani, anak bungsu Suharno, menceritakan, ketika itu rumahnya kedatangan tamu seorang laki-laki.

Orang itu bertandang dengan mengendarai sepeda motor bebek, memakai helm cakil, dan jaket hitam. Kepada Wahyu yang membukakan pintu, orang itu mengatakan hendak bertemu Suharno. Dia mengatakan sudah membuat janji bertemu Suharno malam itu.

Wahyu pun membangunkan ayahnya. Namun, saat Suharno keluar, ia tidak mengenali tamunya. Bahkan, tamu yang menolak diajak masuk dan memilih menunggu di teras rumah itu langsung menusukkan senjata semacam pisau kecil setelah menyerahkan sepucuk surat kepada Suharno.

Dalam suratnya, pelaku menyebut sebagai arek Suroboyo. Pelaku meminta supaya Suharno tidak macam-macam karena apa yang dilakukannya akan mendapat imbalan dari pelaku. Saya arek Suroboyo. Ojo njarak (jangan macam-macam). Kowe adol aku tuku (Kamu jual aku beli). Begitu kurang lebih bunyi surat tersebut.

Kepala Polres Madiun Ajun Komisaris Besar Nanang Juni M mengatakan, pihaknya menduga penusukan tersebut terkait dengan kasus dugaan korupsi alokasi dana desa di Desa Banjarsari Wetan senilai Rp 109 juta di mana Suharno menjadi saksi pelapor dan saksi kunci kasus tesebut.....(selengkapnya baca Harian Kompas, 22 Juni 2011)

Jadi sekarang Anda tahu sedikit tentang
. Bahkan jika Anda tidak tahu segalanya, Anda sudah melakukan sesuatu yang berharga: Anda telah memperluas pengetahuan Anda.

Tidak ada komentar: