Kamis, 28 Juli 2011

JK: Pemerintah Harus Lebih Cerdik dari Nazaruddin

Artikel berikut ini berisi beberapa, tips sederhana informatif yang akan membantu Anda memiliki pengalaman yang lebih baik dengan
.
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan diperlukan gerakan yang lebih agresif untuk menemukan keberadaan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, M Nazaruddin, yang menjadi tersangka kasus dugaan suap proyek wisma atlet Sea Games. Di mana ia berada, masih menjadi misteri hingga saat ini. Meski eksis di sejumlah media dan jaringan telepon, pemerintah, dalam hal ini penegak hukum belum mampu menghadirkannya kembali ke Tanah Air. Nazaruddin sempat disebut terlacak berada di Argentina. Akan tetapi, hingga kini, ia masih menjadi buronan.

Menurut Kalla, pemerintah, kepolisian dan KPK, harus lebih cerdik dan pintar daripada Nazaruddin.

"Semua orang sebenarnya sudah bergerak. Tetapi, Nazar lebih pintar bergeraknya. Siapa mengatur siapa? Pemerintah, KPK, dan polisi harus lebih pintar, lebih cerdik dari Nazaruddin," kata Kalla, seusai berkunjung ke Redaksi Kompas, Jakarta, Kamis (28/7/2011).


Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?

Ia menilai, dari sisi pernyataan, pemerintah sudah tegas. "Statement sudah cukup tegas. Tetapi, seperti diakui oleh Patrialis, Nazaruddin sudah lebih pintar," ujar mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.

Selain itu, menurutnya, pemerintah juga harus memperbaiki kerjasama internasionalnya dalam rangka mencari Nazaruddi. Seperti diketahui, nama Nazaruddin sudah masuk dalam daftar buronan internasional setelah KPK meminta Polri mengajukan red notice kepada Interpol. 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, akhir pekan lalu kembali meminta Nazaruddin untuk kembali.

Kembalilah Nazaruddin ke Indonesia, ke Tanah Air. Kembalilah. Sulit bagi kita, ketika semua tidak tahu di mana Nazaruddin, dengan siapa yang bersangkutan, apa yang dilakukan, dan selama ini komunikasi internalnya dengan siapa, katanya di Istana Negara, Jumat (22/7/2011) lalu.

Pernyataan Yudhoyono itu disampaikan menanggapi beragam pertanyaan seputar hubungan telepon antara Nazaruddin dan dua stasiun televisi swasta di Jakarta. Hal tersebut disampaikan tepat tiga minggu setelah Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menyampaikan perintah Presiden kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo untuk menangkap Nazaruddin

Nah, itu tidak sulit sama sekali, bukan? Dan kau telah menerima banyak pengetahuan, hanya dari mengambil beberapa waktu untuk penelitian kata seorang pakar di
.

Tidak ada komentar: