Selasa, 24 Mei 2011

Prestasi Berantas Terorisme Kurang Dihargai

Artikel menarik alamat beberapa isu kunci tentang
. Pembacaan yang cermat bahan ini bisa membuat perbedaan besar dalam bagaimana Anda berpikir tentang
.
JAKARTA, KOMPAS.com " Mantan Kepala Kepolisian RI Jenderal (Purn) Awaloedin Djamin menilai masyarakat di Indonesia kurang menghargai prestasi Polri dalam menangani berbagai kasus terorisme. Menurut dia, publik lebih banyak menyoroti berbagai kekurangan Polri. Awaloedin memberikan contoh penanganan kasus terorisme dahulu, seperti bom Bali I dan II, serta bom Hotel JW Marriott, hingga kasus terakhir, yakni teror bom Serpong, Cirebon, dan paket bom buku.

Informasi tentang
disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang
atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.

"Itu prestasi luar biasa, ukuran dunia. Tapi kita maaf-maaf, media massa kurang menghargai," kata Awaloedin sebelum peluncuran buku karyanya berjudul Sistem Administrasi Kepolisian di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (24/5/2011).

Awaloedin membandingkan dengan prestasi Amerika Serikat yang baru bisa menewaskan pimpinan kelompok teroris Al Qaeda, Osama Bin Laden, di Pakistan setelah perburuan selama 10 tahun.

Menurut dia, kurangnya perhatian publik lantaran banyaknya masalah di negara ini sehingga perhatian terpecah. "Polri memang banyak kekurangannya. Yang diekspos kekurangannya. Prestasinya yang kadang ukuran dunia kurang diekspos, kurang dihargai," pungkas dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian itu.

Sekarang mungkin saat yang tepat untuk menuliskan poin-poin utama tercakup di atas. Tindakan meletakkannya di atas kertas akan membantu Anda mengingat apa yang penting tentang
.

Tidak ada komentar: