Senin, 18 April 2011

Istana India, Briptu Norman, dan SBY

Dalam dunia sekarang ini, tampaknya hampir semua topik terbuka untuk diperdebatkan. Sementara aku sedang mengumpulkan fakta untuk artikel ini, saya cukup terkejut menemukan beberapa masalah yang saya pikir diselesaikan sebenarnya masih dibicarakan secara terbuka.
KOMPAS.com - Tanggal 26 Januari 2011 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ny Ani Yudhoyono dan rombongan, menghadiri Republic Day (Hari Republik, kemerdekaan India yang sesungguhnya). Hari Republik pertama diadakan tahun 1950 dihadiri Presiden Soekarno dan Ny Fatmawati. Hari Republik Ke-61 lalu diadakan di India Gate, New Delhi. Dalam undangan untuk para wartawan, dicantumkan puluhan barang yang dilarang dibawa masuk ke tempat acara, antara lain, bolpoin, peniti, laptop, segala jenis kamera, semua jenis korek api, dan silet.

Dari tempat parkir kendaraan ke tempat acara, para wartawan harus berjalan menembus massa berbondong-bondong dengan pakaian tampak kumal dan melintasi kebun berdebu. Di titik akhir paling dekat dengan tempat acara disediakan tempat buang air untuk kaum pria. Para wartawati Indonesia tertawa terbahak-bahak menyaksikan para wartawan Indonesia buang air. Tempat buang air kecil ini terbuka, segala macam gerak dan gaya pria yang sedang buang air bisa terlihat.

Sebagian besar informasi ini berasal langsung dari pro
. Hati-hati membaca untuk mengakhiri hampir menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.

Parade kolosal Hari Republik ini luar biasa. Pameran kekuatan militer, seni, industri, dan kisah sejarah bisa disaksikan di acara ini. Ketika pasukan berkuda kebesaran tradisional berlalu, para wartawan Indonesia terbahak-bahak lagi karena pasukan berkuda ini diikuti orang-orang berseragam kuning berlari-lari di belakangnya. Orang-orang berseragam kuning ini bertugas memunguti kotoran kuda.

Selain ada pergelaran tari-tari dengan goyang pinggul para perempuan muda, juga muncul kereta api kuno yang dipamerkan Kementerian Kereta Api India. Kereta kuno ini sering ditumpangi Rabindranath Tagore, pemenang Nobel Kesusastraan karena puisinya Gita Nyali. Di gerbong kereta api itulah Tagore banyak menulis puisi-puisinya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan wartawan juga datang ke Istana Kepresidenan Rashtrapati Bhavan untuk menerima....(Selengkapnya baca Harian Kompas, Selasa 19 April 2011, halaman 2)

Jika Anda telah mengambil beberapa petunjuk tentang
bahwa Anda dapat memasukkan ke dalam tindakan, maka dengan segala cara, melakukannya. Anda tidak akan benar-benar dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan baru Anda jika Anda tidak menggunakannya.

Tidak ada komentar: