JAKARTA, KOMPAS.com - Dari keempat paket buku berisi rangkaian bom, polisi belum bisa memastikan pengirimnya apakah orang yang sama atau tidak. Sebab, ada perbedaan pada nama dan alamat pengirim. "Karena dari tiap lokasi itu, nama dan alamat pengirim berbeda, antara Utan Kayu, BNN, rumah Yapto dan kantor manajemen artis milik Ahmad Dhani," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, Kamis (17/3/2011) di Jakarta. Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.
Menurut Baharudin, meskipun kondisi fisik paket buku nyaris serupa, kepolisian tidak mau bertindak gegabah. Karena masih adanya perbedaan nama dan alamat pengirim inilah yang membuat polisi belum berani memastikan apakah ada kaitan di antara empat paket buku tersebut. "Bisa saja terjadi beda pengirim antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kita harus menelusuri keterangan dan fakta," kata dia. Untuk melihat material bom, kepolisian masih meminta hasil penelitian Laboratorium Forensik Mabes Polri. "Sekali lagi, kami belum belum berani apakah ada kaitan keempat paket," jelas Baharudin.
Menurut Baharudin, meskipun kondisi fisik paket buku nyaris serupa, kepolisian tidak mau bertindak gegabah. Karena masih adanya perbedaan nama dan alamat pengirim inilah yang membuat polisi belum berani memastikan apakah ada kaitan di antara empat paket buku tersebut. "Bisa saja terjadi beda pengirim antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kita harus menelusuri keterangan dan fakta," kata dia. Untuk melihat material bom, kepolisian masih meminta hasil penelitian Laboratorium Forensik Mabes Polri. "Sekali lagi, kami belum belum berani apakah ada kaitan keempat paket," jelas Baharudin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar