JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, Senin (14/3/2011) malam, menugaskan stafnya untuk terus menghubungi keluarga empat anak buah kapal (ABK) Kunimari 3 yang dinyatakan hilang oleh pemerintah Oita, Jepang. Ia meminta Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia(BP3TKI, unit kerja di bawah BNP2TKI) Semarang dan BP3TKI Mataram untuk mencari keempat ABK yang kapalnya hilang saat gempa 8,9 skala Richter disusul tsunami melanda Jepang, Jumat (11/3/2011) lalu. Keempat ABK yang dinyatakan hilang itu adalah Sunardi (27), warga Dusun Gawah Malang, Desa Muju, Praya Timur, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Arifin Siregar (29), warga Desa Karang Sembung, Kecamatan Losari, Brebes, Jawa Tengah. Selanjutnya, Rudi Hartono (30), warga Desa Sumber Rejo, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dan Tony Setiawan (30), warga Jalan Cemara No. 362, Kecamatan Tanjung, Brebes, Jawa Tengah. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah keseluruhan dari sumber-sumber informasi.
"Staf kami sedang meluncur ke masing-masing lokasi untuk menemui keluarga ABK asal Jateng. Kami juga sudah sampaikan masalah ini ke masing-masing Kepala Disnakertrans asal ABK," jelas AB Rahman, Kepala BP3TKI Semarang untuk wilayah kerja Jawa Tengah, Senin malam. Hal senada disampaikan Kepala BP3TKI Mataram, Komang Subadra. "Staf BP3TKI Mataram sedang menuju Lombok Tengah untuk menghubungi keluarga Sunardi Senin malam ini juga," kata Komang. Sementara, terkait hak-kak ABK dan keluarganya, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Y Poeloengan menegaskan, upaya menghubungi keluarga keempat ABK itu dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan status masing-masing ABK. Yakni, apakah berangkat ke luar negeri melalui PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta/PJTKI) atau menjadi TKI Mandiri. BNP2TKI juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk memastikan nasib keempat ABK apakah hilang dalam pengertian tidak bisa ditemukan lagi alias meninggal, atau kemungkinan ada peluang ditemukan. "Dengan demikian, kami tetap mengupayakan keluarga mendapatkan informasi yang akurat mengenai perkembangan keempat ABK. Kami juga akan persiapkan segala kemungkinan agar keluarga bisa menerima kompensasi hak-hak keempat ABK itu," ujar Lisna.
"Staf kami sedang meluncur ke masing-masing lokasi untuk menemui keluarga ABK asal Jateng. Kami juga sudah sampaikan masalah ini ke masing-masing Kepala Disnakertrans asal ABK," jelas AB Rahman, Kepala BP3TKI Semarang untuk wilayah kerja Jawa Tengah, Senin malam. Hal senada disampaikan Kepala BP3TKI Mataram, Komang Subadra. "Staf BP3TKI Mataram sedang menuju Lombok Tengah untuk menghubungi keluarga Sunardi Senin malam ini juga," kata Komang. Sementara, terkait hak-kak ABK dan keluarganya, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Y Poeloengan menegaskan, upaya menghubungi keluarga keempat ABK itu dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan status masing-masing ABK. Yakni, apakah berangkat ke luar negeri melalui PPTKIS (Pelaksana Penempatan TKI Swasta/PJTKI) atau menjadi TKI Mandiri. BNP2TKI juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk memastikan nasib keempat ABK apakah hilang dalam pengertian tidak bisa ditemukan lagi alias meninggal, atau kemungkinan ada peluang ditemukan. "Dengan demikian, kami tetap mengupayakan keluarga mendapatkan informasi yang akurat mengenai perkembangan keempat ABK. Kami juga akan persiapkan segala kemungkinan agar keluarga bisa menerima kompensasi hak-hak keempat ABK itu," ujar Lisna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar