KOMPAS.com - Saat di Semarang, tentu belum lengkap rasanya jika tidak mencicipi sajian makanan laut (seafood) di kota pantai tersebut. Prinsip ini pula tampaknya yang dianut panitia kunjungan Wakil Presiden Boediono, pekan silam. Jadi, sehabis menghadiri acara di Universitas Negeri Semarang, rombongan Wapres segera bergegas ke restoran seafood di tepi pantai. Restoran ini memiliki gubuk-gubuk yang berada di atas laut. Suasananya betul-betul khas. Ada semilir embusan angin laut, aroma air laut, dan deburan pelan air laut. Saat menginjakkan kaki di restoran bernama Kampung Laut itu, segera terbayang nikmatnya menyantap kepiting, ikan, atau sajian makanan laut lainnya di tengah embusan angin yang aduhai. Seperti biasa, dalam acara makan bersama VVIP seperti Wapres, posisi duduk setiap orang ditentukan. Karton putih bertuliskan nama jabatan atau asal instansi dari orang yang bersangkutan diletakkan di meja di depan kursi tempat orang itu duduk. Wartawan terkejut ketika mendapati posisi mereka ternyata diatur untuk duduk berhadapan dengan Wapres Boediono. Acara makan siang kali ini rupanya memang dibuat berbeda. Dalam banyak kesempatan, meja wartawan terpisah dengan meja Wapres Boediono, tetapi kali ini wartawan diletakkan satu meja dengan Wapres. Boediono duduk berhadapan dengan para wartawan di meja panjang yang terbuat dari kayu. Para pejabat duduk berjejer di samping kiri dan kanan Wapres. Mulai dari Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Edward Aritonang yang berada jauh di samping kiri hingga Staf Khusus Wapres Yopie Hidayat yang berada jauh di samping kanan. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah keseluruhan dari sumber-sumber informasi.
Karena baru menghadiri pembukaan sosialisasi nasional Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka di Unnes, rombongan pun banyak membicarakan Pramuka. Sembari menyantap kepiting saus dengan lahap, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng menguraikan rencananya membuat gerakan Pramuka menjadi lebih semarak. Saingan Pramuka sekarang banyak, termasuk hal-hal negatif, seperti narkoba, kata Andi, yang duduk persis di sebelah kanan Wapres. Boediono lebih banyak diam dan tersenyum. Namun, sambil menyantap hidangan, guru besar ekonomi ini beberapa kali mempersilakan wartawan untuk mengambil hidangan. Saat ditanya, barulah Wapres berbicara. Ia bercerita pengalamannya ikut Pramuka. Waktu di Blitar dulu, saya juga ikut Pramuka, tetapi hanya sampai di tingkat.... Apa itu namanya? Ya, betul, tingkat siaga, ujarnya membenarkan terkaan seorang wartawan. Boediono kemudian kembali mempersilakan wartawan untuk mengambil hidangan ikan goreng berukuran besar. Ia mengungkapkan keheranan karena ada wartawan yang makan tanpa lauk. Lho, Mbak, kok hanya makan pakai nasi, ujarnya tersenyum. Setelah ditanya lagi, Boediono lantas menceritakan alasannya mengapa memberi perhatian cukup besar kepada anak sekolah. Cinta pertama saya adalah kepada dunia pendidikan. Hanya kepada anak-anaklah kita bisa berharap. Kalau orang dewasa seperti kita ini, kan..., ujar Boediono sambil tersenyum tanpa melanjutkan kalimatnya yang menggantung itu. Oleh karena itu, menurut Boediono, mumpung dirinya masih menjadi Wapres, maka silakan semua inisiatif kegiatan pendidikan terkait dengan anak sekolah, seperti Pramuka, diusulkan kepadanya. Manfaatkanlah saya, tuturnya pelan. Tidak lama kemudian makan siang berakhir. Rombongan bersiap-siap berangkat ke Bandara Ahmad Yani, Semarang, untuk naik pesawat kepresidenan RJ-85 menuju Jakarta. Entah kenapa, tak ada satu pun wartawan mengambil hidangan kepiting saus yang kelihatan lezat tersebut. (A Tomy Trinugroho)
Karena baru menghadiri pembukaan sosialisasi nasional Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka di Unnes, rombongan pun banyak membicarakan Pramuka. Sembari menyantap kepiting saus dengan lahap, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi A Mallarangeng menguraikan rencananya membuat gerakan Pramuka menjadi lebih semarak. Saingan Pramuka sekarang banyak, termasuk hal-hal negatif, seperti narkoba, kata Andi, yang duduk persis di sebelah kanan Wapres. Boediono lebih banyak diam dan tersenyum. Namun, sambil menyantap hidangan, guru besar ekonomi ini beberapa kali mempersilakan wartawan untuk mengambil hidangan. Saat ditanya, barulah Wapres berbicara. Ia bercerita pengalamannya ikut Pramuka. Waktu di Blitar dulu, saya juga ikut Pramuka, tetapi hanya sampai di tingkat.... Apa itu namanya? Ya, betul, tingkat siaga, ujarnya membenarkan terkaan seorang wartawan. Boediono kemudian kembali mempersilakan wartawan untuk mengambil hidangan ikan goreng berukuran besar. Ia mengungkapkan keheranan karena ada wartawan yang makan tanpa lauk. Lho, Mbak, kok hanya makan pakai nasi, ujarnya tersenyum. Setelah ditanya lagi, Boediono lantas menceritakan alasannya mengapa memberi perhatian cukup besar kepada anak sekolah. Cinta pertama saya adalah kepada dunia pendidikan. Hanya kepada anak-anaklah kita bisa berharap. Kalau orang dewasa seperti kita ini, kan..., ujar Boediono sambil tersenyum tanpa melanjutkan kalimatnya yang menggantung itu. Oleh karena itu, menurut Boediono, mumpung dirinya masih menjadi Wapres, maka silakan semua inisiatif kegiatan pendidikan terkait dengan anak sekolah, seperti Pramuka, diusulkan kepadanya. Manfaatkanlah saya, tuturnya pelan. Tidak lama kemudian makan siang berakhir. Rombongan bersiap-siap berangkat ke Bandara Ahmad Yani, Semarang, untuk naik pesawat kepresidenan RJ-85 menuju Jakarta. Entah kenapa, tak ada satu pun wartawan mengambil hidangan kepiting saus yang kelihatan lezat tersebut. (A Tomy Trinugroho)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar