JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo membantah apabila pemerintah disebut telah membuat kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) karena adanya tekanan dari pihak asing. Ia pun menekankan, bahwa rencana pembatasan SPBU sebenarnya sudah ada dari tahun 2004, yaitu saat belum banyak SPBU asing bercokol di Indonesia. "Tidak benar ini dilakukan atas tekanan SPBU asing karena di RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) itu harusnya sudah dilakukan pada tahun 2004. Di tahun itu belum ada SPBU asing," ucap Evita kepada para wartawan di Jakarta, amis (30/12/2010). Evita melanjutkan, pada 2004 rencana pembatasan gagal terlaksana lantaran banyaknya kepentingan politik saat itu. "Jadi tidak benar kalau ini karena asing. Kami tetap berprinsip untuk melindungi kelas bawah yang selama ini kurang menikmati BBM bersubsidi," ucap Evita. Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to mobil keluarga ideal terbaik indonesia than you may have first thought.
Ia mengungkapkan, untuk subsidi BBM tahun 2010 dibandingkan tahun 2009 lalu jumlahnya mencapai lebih dari dua kali lipat. "Kalau dibiarkan terus itu tidak sehat, tapi kami sadari memberikan subsidi itu wajib hukumnya, tapi untuk yang tidak mampu," tegas Evita. Percobaan pembatasan BBM bersubsidi pun diakui Evita tidak dilakukan secara serta merta. Pasalnya, di dalam road map pemerintah, pelaksanaan uji coba sudah dilakukan tahun 2009-2010. Uji coba pembatasan migas ini dilakukan secara tertutup di Bintan, Batam. Sementara uji coba untuk LPG 3 kilogram dilakukan di Malang. "Di tahun 2011 kami coba lakukan uji tertutup itu. Kami coba realisasikan," pungkas Evita. Adapun, pemerintah memutuskan untuk membatasi BBM bersubsidi untuk premium mulai Maret 2011. Pelaksanaan terlebih dulu akan dilakukan di wilayah Jabodetabek. Pembatasan ditujukan untuk seluruh mobil berplat hitam, sementara mobil berplat kuning seluruhnya berhak menerima jatah premium yang merupakan BBM Bersubsidi.
Ia mengungkapkan, untuk subsidi BBM tahun 2010 dibandingkan tahun 2009 lalu jumlahnya mencapai lebih dari dua kali lipat. "Kalau dibiarkan terus itu tidak sehat, tapi kami sadari memberikan subsidi itu wajib hukumnya, tapi untuk yang tidak mampu," tegas Evita. Percobaan pembatasan BBM bersubsidi pun diakui Evita tidak dilakukan secara serta merta. Pasalnya, di dalam road map pemerintah, pelaksanaan uji coba sudah dilakukan tahun 2009-2010. Uji coba pembatasan migas ini dilakukan secara tertutup di Bintan, Batam. Sementara uji coba untuk LPG 3 kilogram dilakukan di Malang. "Di tahun 2011 kami coba lakukan uji tertutup itu. Kami coba realisasikan," pungkas Evita. Adapun, pemerintah memutuskan untuk membatasi BBM bersubsidi untuk premium mulai Maret 2011. Pelaksanaan terlebih dulu akan dilakukan di wilayah Jabodetabek. Pembatasan ditujukan untuk seluruh mobil berplat hitam, sementara mobil berplat kuning seluruhnya berhak menerima jatah premium yang merupakan BBM Bersubsidi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar